(of a place or economic activity) suffering the damaging effects of a lack of demand or employment.
Setiap orang memiliki titik terendah dimana ia dapat merasa sedih dan marah tetapi tidak tau karena apa dan tidak tau bagaimana cara untuk melampiaskannya. Biasanya perempuan, mereka melampiaskannya dengan cerita ke teman terdekat dan nangis. Tapi buat aku itu ga bener.
Aku itu ciri-ciri orang yang dibilang introvert enggak, dibilang ekstrovert juga enggak. Aku orang yang berteman(aku punya genk ko hehe) tapi aku gapernah cerita apa-apa tentang apa yang terjadi sama aku. Because i'm the person yang gamau banyak orang tau apa yang aku rasain dan mereka anggap remeh. Tapi sekalinya aku diajak ngobrol, bahkan yang baru deket sehari dua hari aja aku bener-bener bisa numpahin apa yang aku pikirin, walaupun cuma batas luarnya aja.
Mungkin kalian yang setipe sama aku ngerti kenapa aku kaya gitu, tapi buat yang nggak setipe sama aku pasti kalian bakalan mikir "yaelah lebay banget" "sama temen sendiri kok gak terbuka." No! Gak segampang itu, that's a big deal for me. Di sebuah pertemanan itu, khususnya yang lebih dari 4 orang, gak semuanya bisa sama pemikirannya kaya aku. Bahkan gak ada satupun yang sama. Kami hanya sama sama suka pakaian yang fashionable, make up junkies, eyebrow junkies, etc. Tapi pikiran kami gak sama, perasaan kami gak sama. And that's make sense kan kalo aku gak bener-bener cerita apa yang aku pikirin?
It's not about friendship, i love them, i love my girls. Tapi disini aku hanya share sama kalian, pembaca blogku, tentang aku. It's about me, girls.
Sometimes aku menjadi wanita yang selalu berpikir keras, kadang aku juga cuek. Sometimes aku penurut, kadang juga pembangkang. Aku juga bisa jadi wanita yang paling bisa berbohong, ngeles di waktu yang kepepet. I'm that girl yang selalu mengikuti apa kata hatiku, walaupun aku kadang gabisa nurutin semua kata hatiku.
I have a boyfriend, dia itu dibilang posesif ya enggak, dibilang nggak posesif ya enggak. Moody-an, itulah dia. It's like a have SO MANY boyfriend, tapi nyatanya cuma 1. Iya, karena sikap dia berubah-ubah. But i love him.
Terkadang aku suka depresi sendiri malem-malem, aku menjadi pemikir keras yang entah disebabkan karena apa, entah bagaimana cara menghilangkannya. But i didn't tell anyone else about that. Aku lebih suka menjadi pemikir yang sendirian, yang baca-baca quotes galau yang malah bikin aku depresi. I'm that girl. Iya, aku aneh.
Aku gak bilang sama orang-orang kalau aku sedang depresi atau sedih. Because the way i think, is not the same with the way they think. We're not the same. Jadi aku lebih memendam hal itu. Terkadang aku mikir mungkin akan lebih baik kalau aku punya teman dekat, cuma satu orang atau dua orang, yang sejiwa sama aku. Yang bener-bener cuma deket sama aku dan yang benar-benar mengerti aku. Karena pacar pun gak selamanya ngerti kita, kan?
Setiap aku depresi, aku akan meluangkan waktuku untuk membaca, nonton drama atau belajar makeup. Itu ampuh kok, sist. Karena akan lebih baik daripada baca quotes galau yang malah bikin depresi. Belanja juga bisa jadi cara penghilang ampuh depresi, tapi karena biasanya depresi itu datang malam hari, gak mungkin kan kita belanja? Oh ya, depresi yang aku maksud gak sampe cutting atau melakukan hal yang macem-macem kok. Depresi yang aku maksud disini kaya yang tiba-tiba jadi pemikir, sedih atau marah.
Aku enggak tau berapa triliun perbedaan aku sama kamu, tapi aku harap kamu ngerti aku. Kamu, pembaca blogku.
Aku itu punya ambisi tinggi, cita-cita tinggi yang harus aku gapai. Hal yang akan membuat aku, keluarga, orang terdekatku dan kamu (mungkin) bangga terhadapku. Iya, dokter. Aku memiliki ambisi menjadi dokter. Hal yang paling sulit dilakukan untuk seseorang yang kepintarannya standar sepertiku. Saat aku belajar, aku gak ngerti, dan itu bikin aku depresi banget. Tapi ada sebuah kalimat yang membuatku sadar, bahwa perjuanganku pasti akan membuahkan hasil.
Remind yourself that one day
you will be running with a stretcher in corridor of hospital,
you will be holding a patient
Remind yourself that one day,
you will be someone's hope.
You will be a Doctor.
Itulah motivasi terkuatku. Motivasi yang membuatku bangkit menjadi seseorang yang gamau putus asa lagi. Aku harus jadi orang yang selalu berpikiran positif, eventhough positive thinking itu gak jauh beda sama ngebohongin diri sendiri, but i have to! Aku harus menjadi wanita yang selalu semangat, karena itulah alasan kenapa aku berani berambisi menjadi seorang dokter, yang pekerjaannya hanyalah belajar seumur hidup.
Aku mengatasi depresiku dengan selalu mengisi waktu luangku yang kadang aku sia-siakan dan berpikir bahwa masih ada tujuan yang harus aku dapat, menjadi seorang dokter.
Kalau kamu, bagaimana?
[21.44]
0 Komentar:
Posting Komentar