|
Mitos membawaku kejalan yang benar
“Keluar saat Maghrib bisa
diculik wewe gombel”
Sejak kecil, mungkin ketika aku
masih bayi aku selalu diingatkan untuk tidak keluar pada saat menjelang Maghrib
karena kata orang tuaku diluar sana ada sesuatu yang kasat mata dan sangat menyukai
anak kecil yang keluar rumah ketika menjelang Maghrib. Kala itu aku sangat
percaya, karena orang tuaku memberikanku sebuah cerita yang sekarang aku yakini
sebagai dongeng.
Ketika
ibu kecil, ibu diceritakan bahwa pada saat itu ada sebuah kelompok anak kecil
yang terdiri dari enam orang. Suatu hari, waktu sudah menjelang Maghrib dan anak-anak
sudah harus pulang. Namun, salah satu
dari mereka mengajaknya untuk terus bermain. Anak-anak lainnya menolak, tetapi
anak yang mengajak mereka terus memaksanya sampai akhirnya anak-anak yang lain
mengalah dan memilih untuk melanjutkan permainannya. Kelompok anak kecil
tersebut bermain disebuah lapangan yang dipenuhi oleh pohon yang rindang dan
sebuah rumah kosong tetapi tidak terlalu menyeramkan. Permainan yang dimainkan
adalah permainan petak umpat dimana ada salah seorang yang menjaga di suatu tempat
yang disebut benteng dan anak-anak yang lain bersembunyi di tempat yang tidak
terlihat oleh penjaga benteng. Ketika penjaga benteng selesai menghitung dari
satu sampai sepuluh, suasana hening. Saatnya penjaga benteng mencari tempat persembunyian
anak-anak lainnya. Penjaga benteng mencari di tiap-tiap sisi lapangan, di
belakang pohon. Satu persatu anak mulai ditemukan, kecuali anak yang mengajak
mereka bermain terus. Langit sudah mulai gelap, waktu sudah menunjukkan pukul
setengah 7 malam tetapi anak itu tidak muncul juga. Anak-anak lainnya tetap
mencari sampai akhirnya mereka kelelahan dan juga orang tua mereka sudah pada
menyuruh mereka pulang. Akhirnya, mereka memutuskan untuk pulang dan mengatakan
kepada orang tua mereka masing-masing bahwa salah seorang temannya tidak juga
ditemukan. Para orang tua melaporkan kepada RT yang kemudian dicarilah anak itu
sampai tengah malam. Namun sayangnya, anak itu tetap tidak ditemukan. Orang tua
dari anak itu bahkan sudah melapor ke polisi, namun tetap tidak muncul. Setelah
beberapa tahun anak itu tetap hilang tanpa kabar, polisi juga sudah menyerah
untuk mencarinya, begitupun orang tuanya yang sudah mulai mencoba untuk
mengikhlaskan anak satu-satunya itu dengan berat hati.
Sebuah keajaiban muncul setelah
empat tahun anak itu hilang, anak itu datang dengan tawanya yang khas dan tetap
rapi. Anak itu tetap menggunakan baju yang sama, hanya saja ada sebuah cerita
yang ia ceritakan pada orang tuanya, yang membuat orang tuanya merasa hal itu
tidak masuk akal.
Jadi pada saat anak itu bermain petak
umpat, ia bersembunyi di rumah kosong yang tidak terlalu menyeramkan itu. Kemudian
ia berkeliling untuk mencari tempat bersembunyi, sayangnya tidak ada tempat
untuk bersembunyi. Semua pintu sudah mulai rapuh. Ia melihat sebuah kamar yang
masih tertutup rapat dan ketika ia membuka pintunya, kamar tersebut masih
sangat bersih dan terawat. Warna dinding kamar itu adalah biru dan terdapat
kasur yang cukup bersih untuk sebuah rumah kosong. Akhirnya ia memilih untuk
bersembunyi di kamar itu. Tapi sayangnya ia ketiduran dan ketika ia bangun,
waktu sudah menjelang pagi. Ia memutuskan untuk keluar dari rumah itu dan pergi
ke rumahnya. Tetapi ketika ia sampai di rumahnya, yang ditemukan hanyalan sebuah
rumah dengan tampilan kumuh dan ketika ia menanyakan para tetangganya kemana orang
tuanya, tetangganya mengatakan bahwa tidak pernah ada keluarga yang menempati
rumah itu, bahkan tetangga yang ia kenal itu tidak mengenalinya. Akhirnya ia
merasa putus asa dan menjauh dari daerah itu. Namun ia tidak pergi begitu jauh
ketika ia bertemu dengan seorang wanita cantik yang mengaku sebagai orang yang
mengenalinya. Ia mengatakan bahwa wanita tersebut merupakan teman dari orang
tuanya. Anak itu percaya dan akhirnya mengikuti wanita itu. Ketika sampai di
rumah wanita itu, si anak selalu diberikan apa yang ia mau, mulai dari makanan
sampai mainan keinginannya terpenuhi. Setelah seharian main di rumah wanita
itu, ia pamit. Wanita itu mengizinkan sang anak untuk pulang dan mengantarnya.
Orang tua dari anak itu merasa
terkejut karena apa yang anak itu lakukan hanyalah dalam jangka waktu satu
hari, sedangkan orang tuanya sudah mencarinya selama empat tahun ia hilang. Anak
itu tidak percaya dan tetap bersikeras bahwa ia hanya seharian bermainnya. Tidak
lama kemudian, anak itu muntah dan di dalam muntahannya terdapat binatang yang
menjijikan berupa belatung dan lintah serta darah. Orang tuanya panik dan
segera membawa anaknya ke rumah sakit. Setelah diteliti, anak itu memang memakan
sebuah makanan busuk yang sudah terdapat binatang didalamnya serta ia meminum
darah dari binatang. Akhirnya anak itu di operasi dan sembuh. Tetapi perilakunya
tetap ceria dan senang karena sudah dibelikan banyak mainan oleh wanita itu,
meskipun mainan itu sebenarnya adalah tikus dan kucing yang sudah mati.
Setelah dibawa ke dokter kejiwaan,
anak itu perlahan-lahan mulai sembuh dan saat ini ia sudah tumbuh dewasa. Bahkan,
anak itu kini sudah menjadi seorang pria yang sukses. Kabarnya, ia menjadi seorang
pembawa acara terkenal.
Cerita itu sangat membekas
dipikiranku sehingga membuatku selalu menuruti kata orang tuaku agar aku tidak
menjadi seperti dia. Bahkan saat itu ketika aku diceritakan oleh orang tuaku, aku
merasa mual mendengarnya. Setelah aku menjadi seseorang yang semakin dewasa,
aku sadar bahwa yang cerita itu hanyalah khayalan semata ibuku saja agar aku
menuruti perintahnya dan tidak keluar saat malam hari karena malam hari adalah
waktunya untuk aku mengaji, belajar dan mengumpul bersama keluargaku. Namun aku bersyukur karena dengan adanya mitos
itu, kini aku dapat membanggakan diriku sendiri yang sudah menjadi Hafidz Quran.
SEBUAH FIKSI YANG MENGANDUNG UNSUR MITOS
[14.36]
|
0 Komentar:
Posting Komentar