|
West Nusa Tenggara
Kamu tau apa itu indah? Indah itu ketika kamu melihat sesuatu dan sesuatu itu membuatmu gelisah. Gelisah akan kehilangan maupun gelisah akan pertemuan "apakah kita akan melihatnya lagi, atau tidak" Aku tidak pernah bisa merangkai sebuah kata yang tepat untuk keindahannya. Keindahannya terlalu istimewa, bahkan lebih dari itu. Tidak ada sebuah, dua buah maupun tiga buah kata yang dapat membandingkan keindahannya. Sebuah kata tidak pantas menyamakan artinya dengan itu. Indah, lebih dari indah, lebih dari istimewa. Keistimewaan itu nyata, keindahan itu nyata, kehidupan ini nyata, bumi inilah yang fana. 2015 bagimu mungkin tahun yang biasa saja. Namun sayang, tahun itu merupakan tahun terbaikku. Tahun dimana aku merasakan detak jantungku berdetak seolah akan meledak, namun nyatanya tidak. Jantungku berdetak karenanya, melihat hal yang begitu istimewa dihadapanku. Keistimewaan itu bahkan sampai saat ini tidak bisa aku jelaskan, bodohnya aku yang hanyalah seorang mahasiswi biasa membandingkan beberapa kata dengan keistimewaan itu. Istimewa, lebih dari itu. Aku bukanlah ilusionist, bukan juga magician, bukan penulis, bukan pengamat, tapi aku tahu bahwa ia istimewa. Aku tahu bahwa ia sempurna.
Keluargaku sangat istimewa, bagiku. Aku sangat mencintainya. Bayangkan ketika kamu melihat sesuatu yang istimewa, bersama orang yang istimewa? Hati ini mungkin sedang bahagia, namun menjadi lebih bahagia. Sempurna rasanya!
Foto tersebut aku ambil pada salah satu air terjun terdekat dari kaki Gunung Rinjani. Aku tidak naik ke atas sana, meskipun sebenarnya aku ingin. Melihat air terjun itu saja aku sudah merasa bersyukur, makhluk hidup kecil sepertiku tidak ada apa-apanya dibandingkan air itu. Air yang terus mengalir, sangat deras. Rasanya bagai gempa bumi, tapi untungnya tidak gempa betulan.
Oh sayang, bukankah aku sudah bilang bahwa keistimewaan dan keindahan itu adalah nyata? Bukankah aku benar? Bukalah matamu perlahan, lihat bumi ini. Lihat dimana kamu berpijak. Bersyukurlah. Bumi ini istimewa. Bumi ini sempurna. Bumi ini kehidupan. Namun sayang, bumi ini fana.
Saya, Nabillah Jihan, sangat bangga berpijak pada bumi indah ini. Bumi Indonesiaku. Bumi kehangatanku.
|
0 Komentar:
Posting Komentar