|
RESENSI SHERLOCK HOLMES - THE ADVENTURE OF THE DANCING MEN
Sherlock Holmes adalah seorang karakter fiksi yang diciptakan oleh Sir Arthur Conan Doyle. Pertama kali diperkenalkannya Sherlock Holmes yaitu pada tahun 1887 dalam cerita A Study in Scarlet. Novel Sherlock Holmes ini sudah sering kali di terbitkan ulang. Ada terbitan yang menyatukan beberapa cerita menjadi novel pertama dan kedua, serta ada juga terbitan yang sama sekali tidak menyatukan cerita seperti terbitan aslinya. Untuk buku yang saya beli seperti pada gambar di atas, harganya 150.000. Sedangkan bukunya hanya terdiri dari dua jilid yang sudah mengandung cerita Sherlock Holmes yang lengkap. Salah satu cerita dari sekian banyak seri Sherlock Holmes yang paling saya sukai yaitu The Adventure of the Dancing Man.
Ceritanya dimulai ketika Sherlock Holmes sedang merenung didepan sebuah meja hasil dari percobaan kimianya yang sangat bau busuk. Kemudian Watson mengganggunya dengan memberikan sebuah surat berisikan sebuah gambar yang terlihat seperti seseorang yang menari, dan Watson menganggapnya sebagai coretan anak kecil yang kurang kerjaan. Surat itu dikirimkan oleh Mr. Hilton Cubitt dari Ridling Thorpe Manor, Norfolk. Meskipun Watson menganggap bahwa coretan itu tidaklah penting, tetapi Holmes tetap menganggapnya sebagai sebuah kode yang pasti digunakan oleh beberapa orang di dalam suatu kelompok tertentu. Cubitt mengatakan bahwa ia mendapatkan surat itu dari istrinya yang selalu murung akhir-akhir ini, padahal setelah mereka menikah selama satu tahun, pernikahan mereka selalu bahagia tanpa adanya gangguan apapun sampai surat itu datang dari Amerika.
Cerita ini mengingatkan saya pada sebuah novel berjudul Lost Man's Lane: Rumah tua, Kereta Hantu & Jalan Penuh Misteri yang ditulis oleh Anna Katherine. Meskipun ceritanya agak berbeda karena The Adventure of the Dancing Men berceritakan tentang sandi orang menari dan Lost Man's Lane berceritakan detektif perempuan yang mengungkapkan teka-teki di sebuah jalanan tempat orang hilang karena selalu ada kereta hantu misterius, tetapi saya teringat akan ketelitian detektif Holmes dan detektif Butterworth. Kesamaan karakter dalam kedua buku ini adalah sama-sama detektif 'tidak resmi' atau detektif yang tidak terikat dengan negara. Mereka berdua sering disebut detektif karena sangat berdedikasi dan sangat teliti dalam memecahkan kasus yang sangat rumit yang bahkan detektif kepolisian saja tidak dapat memecahkannya. Menurut saya, cerita ini memiliki sisi unik yang sama.
Apabila dalam cerita Holmes, keunikannya adalah sandi orang menari yang akan hanya dianggap sebagai coret-coretan anak kecil saja. Sedangkan dalam cerita Butterworth, keunikannya terletak pada sebuah kereta yang hanya muncul di jalan dan jam tertentu serta menghilang begitu saja. Salah satu kesamaannya adalah membuat pembaca akan merasa mengetahui siapa pelakunya, tetapi nyatanya mereka salah. Perbedaan yang sangat terlihat adalah panjang ceritanya. Cerita Holmes hanyalah sekitar 15-40 halaman saja, sedangkan cerita Butterworth sangat panjang yaitu sekitar 380 halaman. Tetapi, kedua cerita tersebut memiliki cerita yang akan membuat penonton merasa ikut melihat kejadian nyata, melibatkan pembunuhan yang dilakukan oleh manusia dan teka-teki yang sangat menjebak.
Kembali pada The Adventure of the Dancing Men, satu-satunya hal yang saya tidak sukai dari cerita ini adalah cerita yang tidak dibuat seperti novel. Meskipun ceritanya memiliki kelebihan seperti unik, teliti, membuat penasaran dan membuat saya menebak-nebak siapa pelakunya, tetapi saya tidak suka dengan kisahnya yang tergolong singkat. Namun dalam hal alur ataupun ide ceritanya, saya benar-benar menyukainya. Menurut saya, pecinta novel yang sangat menyukai tema detektif, menegangkan, tidak terduga epilognya saya sangat menyarankan untuk membaca seluruh kasus Sherlock Holmes khususnya cerita The Adventure of the Dancing Men.
sumber gambar :
|
1 Komentar:
MAKASIH YA SHARENYA MWAH
Posting Komentar