|
STOP PLAGIARISME!
Di indonesia, terdapat banyak sekali kasus plagiarisme yang tidak diketahui secara publik. Contohnya seperti plagiarisme yang dilakukan oleh siswa maupun mahasiswa ketika mengerjakan tugas. Setiap orang di Indonesia perlu mengetahui bahwa adanya perlindungan hukum yakni UU Republik Indonesia No. 28 tahun 2014 yang mengatur tentang hak cipta. Apabila seseorang diketahui oleh hukum melakukan plagiarisme, maka akan dikenakan sanksi plagiat sesuai UU Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 25 ayat 2 dan pasal 70.Pertanyaan : lalu bagaimana jika saya terinspirasi? Ini adalah pertanyaan yang sepertinya sangat sering digunakan oleh orang-orang yang tidak mengetahui bentuk plagiarisme. Apabila seseorang melihat karya orang lain dan merasa terinspirasi, maka ia akan mendapatkan ide untuk membuat sesuatu yang baru. Meskipun tetap ada unsur yang serupa dengan karya yang membuatnya terinspirasi, tetapi tetap saja unsur tersebut hanyalah sebagai bahan referensi dan tidak terlalu sama persis. Sedangkan meniru, pasti setiap orang sudah mengetahui bagaimana bentuk tiruan. Ketika seseorang meniru, maka bentuk dari karya orang lain dan karyanya sama, meskipun tidak sama persis tetapi ia menggunakan banyak sekali unsur karya orang lain dalam karyanya sendiri. Jika masih kurang tahu bentuk plagiat, berikut adalah contoh plagiat Menjadi orang yang original memang tidak mudah, tetapi cobalah! Sering membaca, mendengarkan atau menontonakan membuat kita lebih terinspirasi untuk membuat ide dan karya baru. Ketika seseorang ingin menggunakan internet sebagai tempat untuk berkarya, maka ia harus mengetahui etika yang baik dalam dunia internet. Berikut adalah prinsip dasar berinternet dengan baik menurut Tempo.co : 1. Jejak digital Jika ingin mengunggah sesuatu atau mengomentari sesuatu, ada baiknya tidak menggunakan hal-hal yang berbau SARA atau kasar 2. Jangan sebarkan kebencian 3. Jangan berkata kasar 4. Reaksi Maksud dari reaksi disini, ketika ingin mengunggah sesuatu maka harus dipikirkan juga reaksi yang melihat. Jangan hanya mengunggah tapi tidak mempedulikan orang lain, unggahlah hal-hal yang tidak menyakiti maupun menyinggung orang lain. 5. Waktu Perhatikan waktu yang tepat untuk menggunakan internet. Jangan sampai ketika sedang ada deadline dekat, waktu yang harusnya digunakan untuk tugas tetapi digunakan untuk internet. Intinya, ketika ingin menggunakan internet maka kita harus peduli terhadap apa yang akan kita unggah, kita akses maupun kita komentari. Namun, etika yang baik tidak hanya itu saja. Waktu dari penggunaan internet itu sendiri juga merupakan suatu etika, jangan sampai menunda kewajiban demi internet. Karena hidup tidak hanya tentang internet. Satu hal lagi yang harus sangat diperhatikan ialah : SERTAKAN SUMBER jika ingin mengutip karya orang lain atau terinspirasi dari karya orang lain. Karena menyertakan sumber merupakan salah satu dari etika yang baik dalam berinternet dan dalam membuat suatu karya.
Sumber :
FIRST LADY OF UNITED STATES; MICHELLE OBAMA
Michelle LaVaughn Robinson ialah seorang pengacara Amerika Serikat yang lahir pada 17 Januari 1964 di Chicago, Illinois, Amerika Serikat. Ia menempuh pendidikan di Princeton University dan lulus Cum Laude tahun 1985. Di tahun 1988, ia masuk ke Harvard Lawyer School. Michelle bertemu dengan Barack Obama di tahun 1989 ketika ia sedang bekerja di firma hukum Sidley Austin dan menikah pada 3 oktober 1992 di Trinity United Church of Christ. Saya sangat mengagumi Michelle Obama karena ia adalah seorang wanita yang pintar, ia juga memiliki kepribadian yang hangat. Ia disebut sebagai wanita Amerika Serikat pertama yang berkulit hitam. Ia membuktikan kepada dunia bahwa ia bisa melawan diskriminasi terhadap kulit hitam. Wanita yang memiliki kulit hitam selalu dikecam oleh masyarakat, dianggap kaum rendahan dan tidak pantas mendapatkan pendidikan yang layak. Tetapi ketika Michelle Obama hadir, ia berjalan dengan tegak disamping Presiden ke-44 Amerika Serikat, mengubah pemikiran mereka tentang kulit hitam. Ia juga selalu berhasil menarik perempuan dengan program pendidikannya yang bernama Let Girls Learn. Michelle Obama juga menginspirasi banyak wanita di dunia karena ia dianggap sebagai wanita pertama yang percaya diri, bersinar, berpendidikan, pandai bicara dan meyakinkan wanita kulit hitam lain bahwa mereka berhak bersinar dan berpendidikan. Ia juga kerap ikut serta dalam kampanye kemanusiaan, contohnya sebagai pahlawan veteran yang tugasnya untuk membantu para veteran mendapatkan pekerjaan, pendidikan dan layanan kesehatan. Worth to Buy: Laura Mercier Loose Powder | #WtB - 1
Most of you girls yang pastinya udah suka make up atau baru tau make up, harus banget tau bahwa di dunia ini ada bedak merk Laura Mercier yang super bagus banget!
Buat kalian yang punya jenis kulit berminyak, ini bisa ngebantu kalian untuk menahan minyak yang berlebih sehingga wajah kalian akan terlihat lebih flawless tanpa cakey sedikitpun. Meskipun harga bedak ini terbilang 'cukup' mahal, tapi apa sulitnya mengeluarkan uang untuk barang ajaib ini?
Selain menahan minyak, bedak Laura Mercier ini juga bagus untuk baking concealer dan contour cream. Bedak ini bisa ngebuat produk make up diwajah kamu lebih nempel di kulit wajah dan tahan lama. Kalian juga gak perlu lagi bawa-bawa bedak kemanapun karena sekali menggunakan bedak ini, kamu akan dapat wajah flawless seharian.
Harganya sekitar Rp 500.000 tapi kalian bisa dapat 29gram. Tapi!!!
Meskipun hanya 29gram, ini bisa awet hampir setahun loh. Karena ini bedak isinya banyak dan juga pakai sedikit aja juga udah terasa banget manfaatnya. Kalau aku lebih pilih bedak ini, karena cuma mengeluarkan uang Rp 500.000 sekali tapi bisa dipakai sampai setahun. Daripada beli yang biasa-biasa aja dan enggak kasih kelebihan apa apa ke kulit wajah. Menurut aku cukup worth to buy, banget malah.
Jadi kalian harus banget beli bedak ini! Karena kalau enggak, kalian akan super duper nyesel bangeeeeett.
Once in a Blue Moon
Dear Diary
Namaku Carissa Athaya Putri. Sudah sekitar 7 tahun aku ingin menulisnya disini, tapi aku rasa waktu yang sangat memungkinkan adalah saat ini. Mungkin agak sedikit puitis dan kesannya terlalu labil, tapi setidaknya itulah yang aku rasakan.
Cerita ini saat aku masih dikelas sebelas, saat aku menginjak umur enam belas tahun. Dan untuk pertama kalinya aku merasakannya sendiri.
Namanya Dimas Adiputra, salah satu cowok yang keliatannya biasa aja, tapi ternyata dia lebih dari biasa. Aku rasa aku tidak perlu menceritakan bagaimana aku mengenalnya, karena aku satu kelas dengannya dan tentu saja aku kenal bukan?
Mungkin pada waktu itu aku tidak akan pernah bisa dekat dengannya kalau bukan karena salah satu temanku, Aziz.
"Risaaa! Kita pergi yuk." Ajaknya saat itu, 7 tahun lalu. Aku sangat mengingatnya, dan bahkan untuk 7 tahun kemudian, aku akan tetap mengingatnya.
"Kemana?" Tanyaku seraya membereskan buku buku sekolahku.
"Kemana aja. Sama Dinda dan Dimas."
Yang aku ingat, ekspresiku saat itu tidak lain adalah mengerutkan dahi dan menghentikan aktivitasku. Aku berpikir sebentar, lalu mengangguk. Satu hal yang ada dipikiranku saat itu; mungkin akan lebih baik apabila ada Dimas, jadi aku tidak akan menjadi pengganggu mereka.
Kami berempat-Aziz, Dinda, aku, dan Dimas-pergi mengunjungi taman bermain. Ada satu hal yang setidaknya membuatku berpikir bahwa apa yang aku pikirkan tadi itu benar. Dimas sangat menyenangkan. Walaupun baru kali itu aku dan dia berbicara, dia tetap menyenangkan. Sedangkan aku? Mungkin baginya aku hanyalah seorang gadis aneh yang gak banyak omong. Yah, alasannya sederhana; aku tidak pandai membuka pembicaraan.
Aku sangat bahagia saat itu. Bukankah berrmain bersama teman teman yang sangat menyenangkan itu adalah kebahagiaan? Dan sungguh, aku benar benar tidak akan melupakan setiap detik kejadian setelah hari itu.
Sekitar seminggu aku akrab dengan Dimas, tentu saja setelah kejadian di taman bermain itu, ya. Aku selalu tertawa, atau sekedar SMSan dengannya. Dan itu membuat ada satu hal yang tidak pernah aku rasakan. Saat itu aku selalu merasakan sakit perut. Kalau kata orang orang, mungkin ada kupu kupu yang mau keluar dari perutmu. Tidak ada hari yang tidak spesial dengannya.
Hal yang sangat aku sukai darinya yaitu kesan biasa yang membuatnya lebih dari biasa di mataku. Mungkin bagi kalian adalah hal kecil, tapi ingat:
The little things,
The little moments, They aren't little.
Saat itu aku sedang pergi dengannya, dan tiba tiba temanku menghubungiku untuk memberitahu bahwa Hani, salah satu teman dekatku masuk rumah sakit. Aku memberitahu Dimas untuk membatalkan tujuan kami, dan aku meminta agar aku naik angkutan umum ke arah rumah sakit, tetapi dia memaksaku untuk dia antar. Akhirnya aku mengalah. Dimas memutar balik mobil sedannya lalu menuju kearah rumah sakit seperti yang temanku katakan.
Setelah berada di rumah sakit selama satu jam, Dimas berniat pulang. Aku tidak ingin terus menerus menahannya, karena aku bukan orang seperti itu. Ia pamit pada kami berenam-jumlah teman dekatku enam, termasuk aku. Dan mungkin sekitar dua jam aku berada di rumah sakit, tiba tiba seseorang membuka pintu kamar temanku, dan aku lihat Dimas dengan pakaian kasualnya-jeans hitam dan kemeja berwarna hijau-yang tidak pernah aku lupakan. Dia sangat tampan dengan pakaian itu. Tetapi kemudian aku berpikir mengapa dia kembali ke rumah sakit?
Seperti seolah olah dia bisa membaca pikiranku, dia berkata, "Eh gapapa kan gue balik lagi? Gue mau jemput Carissa."
Dan lagi, seperti seolah olah ada kupu kupu yang hendak keluar dari perutku. Aku terpaku sedangkan teman temanku tersenyum penuh makna tersirat. Aku benar benar sakit perut kala itu! Lalu aku tersenyum pada mereka dan akhirnya pamit untuk pulang.
Ternyata tidak sampai situ.
Dia tahu bahwa aku hanya mengenakan kaus dan rok seragam sekolahku serta tas ransel yang berisi seragam dan buku buku. Ia memberiku jaket yang ia bawa dari bawah jok motornya, lalu memberikannya padaku. Dan tanpa suruhan dia membawa tasku sementara aku mengenakan jaketnya. Ada satu hal yang aku rasakan saat itu, ketulusan.
Aku mengambil kembali tasku lalu naik ke motornya. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam dan ternyata masih belum sampai akhirnya.
Dia membawaku ke caffee yang cukup terkenal dizamanku saat itu, lalu memesan makanan dan minuman. Kami membicarakan hal yang menyenangkan, dari penting sampai tidak penting. Bertukar sedikit rahasia. Dan dari situ aku mengetahui bahwa dia hanyalah seorang laki laki normal yang sama sepertiku. Hanya saja dia berbeda, dia adalah laki laki dan aku perempuan. Dan kalian semua tahu itu.
Makanan datang dan kami menikmatinya seraya melanjutkan pembicaraan. Sungguh, sikapnya sangat membuat kalian akan tergila gila dengannya. Dia cukup tampan, dan tingginya hampir mencapai 178cm. Sedangkan aku? Hanya sekitar 163cm.
Aku mengeluarkan dompetku, hendak membayarnya tetapi dengan tangannya yang besar menahanku, dan memaksaku untuk duduk. Aku menolak beberapa kali, tetapi dia meyakinkanku bahwa dia yang akan membayarnya. Sungguh, aku tidak pernah merasakan sebegitu anehnya perasaanku. Perasaan yang tidak pernah aku rasakan. Setelah membayar, akhirnya dia mengantarku pulang karena aku sudah sangat kelelahan.
Sudah hampir dua bulan aku dekat dengannya setelah hari itu, sama seperti waktu waktu sebelumnya, dia terus melakukan hal yang sama dengan perbedaan perasaanku yang selalu tumbuh. Mungkin baginya dan bagi kalian itu adalah hal kecil yang selalu akan dirasakan orang lain. Tapi bagiku berbeda, bahkan sampai detik ini, setelah 7 tahun lamanya, rasa itu masih tetap ada dan sama seperti saat itu.
Dan ini adalah hal kecil bagi kalian yang membuatku benar benar bahagia.
Kami pergi ke suatu tempat yang sangat indah, sungguh. Mungkin cukup jauh dari rumahku, tetapi dari situ aku bisa melihat semuanya. Di lantai paling atas gedung ini, aku berdiri tepat mengarah pada jalanan. Kota Jakarta yang sibuk, dan lampu lampu jalanan yang menyala. Tetapi ada satu hal yang tidak pernah aku lupakan karena pada saat itu, aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri.
Bulan itu berwarna biru...
Dan aku melihat disaat itu juga Dimas runtuh, tidak sadarkan diri.
Aku panik, lalu segera menghubungi rumah sakit terdekat. Tidak lama kemudian, ambulan datang dan membawa Dimas dan aku, motornya dibawa oleh salah satu petugas rumah sakit.
Aku menunggu sekitar lima jam sampai orang tua Dimas datang dari luar kota, tetapi Dimas masih belum sadarkan diri. Dia masih berada di ruang ICU sedangkan aku menunggunya diluar. Satu persatu keluarga masuk, sedangkan aku masuk setelah keluarga.
Aku melihat banyak selang yang ada ditubuhnya. Aku melihat ada layar monitor ECG. Aku duduk di kursi samping kasurnya. Memandangi matanya yang tertutup dan wajahnya yang pucat. Aku pernah baca, kalau seseorang sedang koma ia masih bisa mendengar apa yang orang lain katakan.
Jadi aku berkata, "Cepat sembuh ya Dim."
Aku memegangi tangannya yang terinfus, kemudian..
"Carissa!" Kata seseorang tiba tiba membuka pintu kamarku. Aku menoleh lalu melihat Aziz masuk ke kamarku.
Aku mendengus lalu segera menutup buku harianku. "Yuk cepet!"
Aku mengangguk, hendak membereskan buku harianku tetapi tiba tiba Aziz melangkah mendekat. "Gue tunggu bawah ya. Jangan sampai terlambat, ris. Inget hari ini ulang tahun Dimas."
Lagi lagi aku mengangguk, dan menutup buku harianku. Aku segera mengambil hadiah ulang tahun Dimas dan melangkah menuju keluar kamar untuk turun menyusul Aziz dan Dinda.
Kami pergi ke tempat yang sangat elit, dan tentunya mahal. Pohon rindang yang menyambut kedatangan kami, hanya ada beberapa orang disana, tentunya orang tua Dimas.
Aku melangkah mendekat, menguatkan dan memantapkan perasaanku agar tidak lemah. Aku menapak pada rumput hijau yang bersih, dan tentunya juga terawat. Cukup jauh untuk sampai ke tempatnya, dan terlihat orang tua Dimas menyambutku.
Tante Arin tersenyum melihatku, dan juga pandangannya berubah ke belakangku yang terdapat Aziz dan Dinda. "Selamat datang Carissa."
Aku membalas senyumnya. "Iya tante."
"Kamu masih nggak berubah ya ris, masih tetap cantik kayak dulu. Padahal udah lama ya kita gak ketemu." Lanjut Om Dani.
Aku terkekeh lalu memandangi tempat Dimas. "Gih sana. Dimas udah nunggu kamu." Kata Tante Arin.
"Terima kasih tante."
Aku melangkah menjauhi mereka dan kemudian duduk tepat disamping tempat Dimas. Aku meletakkan hadiahku yang sangat indah, bouquet bunga mawar merah tepat diatas nisannya.
Aku tersenyum. "Selamat ulang tahun, Dimas."
Bagi kalian, terlalu berlebihan untuk menangis bukan? Tetapi aku menangis. Tentu saja aku menangis.
Aku mengusap nisan Dimas dan segera bangkit. Sudah sekitar satu jam aku memandang kosong pada nisan itu. Membayangkan hal hal yang seharusnya aku dan dia lakukan kalau saja dia tidak secepat itu pergi.
Setelah berbincang sebentar, kami pamit dan Aziz mengantarku pulang. Lalu aku berniat untuk melanjutkan tulisanku.
Kemudian...
Monitor itu berbunyi sangat panjang. Diikuti dengan air mata Dimas yang terjatuh dari matanya.
Aku menangis..
Melihat kepergian seseorang yang sangat aku sayangi.
Dan saat ini aku sadar,
bahwa Tuhan telah mengambil satu satunya orang yang sangat aku sayangi setelah kedua orang tuaku.
Tuhan telah mengambil harapanku.
Dan Tuhan telah membiarkan Bulan Biru itu membawa Dimas pergi bersamanya.
Aku tahu, Dimas tahu, Tuhan tahu, dan kalian pun tahu, bahwa setiap cerita memiliki akhir, tetapi akhir dari kehidupan adalah sebuah awal.
Dalam tulisanku ini, Dimas berakhir. Tetapi dalam hidupku, adalah sebuah awal. Awal untuk meyakinkan diriku bahwa Tuhan tidak mengambil keputusan yang salah.
Penyebab kematiannya karena penyakit kanker, yang tidak pernah aku ketahui selama ini.
Aku menangis dan berjalan menuju ke kamar mandi dekat ICU, lalu melihat kearah langit. Bulan biru itu sudah pergi.
Yang seolah olah Bulan Biru itu sengaja datang untuk membawa Dimas pergi.
Dan hari ini, adalah hari ulang tahunnya yang ke 24 tahun.
Selamat ulang tahun Dimas Adiputra.
Aku menutup buku harianku, lalu meletakkannya disalah satu tempat buku lamaku.
Dan itulah, kertas kosong terakhir yang sudah aku isi dengan cerita tentangnya. Yang bahwa cerita sebelumnya adalah cerita tentangnya dan cerita tentang masa SMAku.
Dan terakhir,
Bulan biru itu telah membawa Dimas pergi bersamanya, dan tidak akan pernah kembali.
Sekali dalam hidupku, aku melihat bulan itu menghilang bersama Dimas.
Untuk selamanya..
Aug 8, 2015.
RESENSI SHERLOCK HOLMES - THE ADVENTURE OF THE DANCING MEN
Sherlock Holmes adalah seorang karakter fiksi yang diciptakan oleh Sir Arthur Conan Doyle. Pertama kali diperkenalkannya Sherlock Holmes yaitu pada tahun 1887 dalam cerita A Study in Scarlet. Novel Sherlock Holmes ini sudah sering kali di terbitkan ulang. Ada terbitan yang menyatukan beberapa cerita menjadi novel pertama dan kedua, serta ada juga terbitan yang sama sekali tidak menyatukan cerita seperti terbitan aslinya. Untuk buku yang saya beli seperti pada gambar di atas, harganya 150.000. Sedangkan bukunya hanya terdiri dari dua jilid yang sudah mengandung cerita Sherlock Holmes yang lengkap. Salah satu cerita dari sekian banyak seri Sherlock Holmes yang paling saya sukai yaitu The Adventure of the Dancing Man.
Ceritanya dimulai ketika Sherlock Holmes sedang merenung didepan sebuah meja hasil dari percobaan kimianya yang sangat bau busuk. Kemudian Watson mengganggunya dengan memberikan sebuah surat berisikan sebuah gambar yang terlihat seperti seseorang yang menari, dan Watson menganggapnya sebagai coretan anak kecil yang kurang kerjaan. Surat itu dikirimkan oleh Mr. Hilton Cubitt dari Ridling Thorpe Manor, Norfolk. Meskipun Watson menganggap bahwa coretan itu tidaklah penting, tetapi Holmes tetap menganggapnya sebagai sebuah kode yang pasti digunakan oleh beberapa orang di dalam suatu kelompok tertentu. Cubitt mengatakan bahwa ia mendapatkan surat itu dari istrinya yang selalu murung akhir-akhir ini, padahal setelah mereka menikah selama satu tahun, pernikahan mereka selalu bahagia tanpa adanya gangguan apapun sampai surat itu datang dari Amerika.
Cerita ini mengingatkan saya pada sebuah novel berjudul Lost Man's Lane: Rumah tua, Kereta Hantu & Jalan Penuh Misteri yang ditulis oleh Anna Katherine. Meskipun ceritanya agak berbeda karena The Adventure of the Dancing Men berceritakan tentang sandi orang menari dan Lost Man's Lane berceritakan detektif perempuan yang mengungkapkan teka-teki di sebuah jalanan tempat orang hilang karena selalu ada kereta hantu misterius, tetapi saya teringat akan ketelitian detektif Holmes dan detektif Butterworth. Kesamaan karakter dalam kedua buku ini adalah sama-sama detektif 'tidak resmi' atau detektif yang tidak terikat dengan negara. Mereka berdua sering disebut detektif karena sangat berdedikasi dan sangat teliti dalam memecahkan kasus yang sangat rumit yang bahkan detektif kepolisian saja tidak dapat memecahkannya. Menurut saya, cerita ini memiliki sisi unik yang sama.
Apabila dalam cerita Holmes, keunikannya adalah sandi orang menari yang akan hanya dianggap sebagai coret-coretan anak kecil saja. Sedangkan dalam cerita Butterworth, keunikannya terletak pada sebuah kereta yang hanya muncul di jalan dan jam tertentu serta menghilang begitu saja. Salah satu kesamaannya adalah membuat pembaca akan merasa mengetahui siapa pelakunya, tetapi nyatanya mereka salah. Perbedaan yang sangat terlihat adalah panjang ceritanya. Cerita Holmes hanyalah sekitar 15-40 halaman saja, sedangkan cerita Butterworth sangat panjang yaitu sekitar 380 halaman. Tetapi, kedua cerita tersebut memiliki cerita yang akan membuat penonton merasa ikut melihat kejadian nyata, melibatkan pembunuhan yang dilakukan oleh manusia dan teka-teki yang sangat menjebak.
Kembali pada The Adventure of the Dancing Men, satu-satunya hal yang saya tidak sukai dari cerita ini adalah cerita yang tidak dibuat seperti novel. Meskipun ceritanya memiliki kelebihan seperti unik, teliti, membuat penasaran dan membuat saya menebak-nebak siapa pelakunya, tetapi saya tidak suka dengan kisahnya yang tergolong singkat. Namun dalam hal alur ataupun ide ceritanya, saya benar-benar menyukainya. Menurut saya, pecinta novel yang sangat menyukai tema detektif, menegangkan, tidak terduga epilognya saya sangat menyarankan untuk membaca seluruh kasus Sherlock Holmes khususnya cerita The Adventure of the Dancing Men.
sumber gambar :
Angkringan di Pantai Gili Trawangan
Jalan-jalan itu paling seru kalo sekalian nyobain bermacam-macam makanan di tempat kita jalan-jalan. Tapi sayangnya, ketika saya jalan-jalan ke Lombok saya terlalu fokus ke tempat wisata sehingga saya dan keluarga lebih memilih untuk makan di tempat angkringan atau lebih dikenal seperti warung-warung makanan di pinggir pantai. Tapi menurut saya, nikmatnya liburan itu 'disitu'
Secara keseluruhan, saya lebih menikmati makan di angkringan Pantai Gili Trawangan. Meskipun kalian pasti tahu makanan di angkringan itu hanyalah sekedar mie goreng, mie rebus, kopi, es teh manis dan seafood (khususnya untuk angkringan di pantai). Namun entah mengapa saya sangat menikmati itu karena di angkringan itu saya dan keluarga tidak hanya 'makan' namun juga menikmati pantai tersebut.
Kalian bisa lihat videonya, bahkan dari saya di speedboat saya sudah membayangkan situasi pantai yang sangat indah. Ekspektasi awal saya di pinggir pantainya adalah restaurant yang bergaya pantai seperti di Bali, tetapi nyatanya hanya angkringan yang menyediakan makanan yang itu itu saja. Meskipun begitu, saya tidak merasa terganggu. Malahan saya merasa tidak masalah karena pada saat itu saya lebih mementingkan moment yang biasa saja tapi memuaskan daripada membuang-buang uang.
Di angkringannya itu diberikan tempat kursi namun untuk tiduran (btw saya lupa namanya hehe) yang fungsinya untuk berjemur. Karena saya bukan orang asing (orang bule), saya memilih untuk tiduran di kasur yang tempatnya dibawah pohon supaya gak panas, hehe.
Makanannya juga biasa saja, normal. Tetapi untuk seafood saya bisa acungkan jempol, karena seafoodnya sangat enak. Mungkin karena terbantu oleh suasana pantai yang menambah kesan seafood itu terasa sangat enak. Untuk harga relatif karena tidak bisa dibilang mahal, tidak bisa dibilang murah juga.
Sambil makan di angkringan kita juga bisa membayar jasa tukang pijat yang akan membuat kita tambah merasa betah di angkringan itu. Menurut saya, angkringan tersebut sangat tidak membosankan karena pemandangan pantainya juga indah.
Selagi makan seafood di angkringannya, kita bisa melihat banyak turis lokal maupun asing yang sedang snorkeling di lautnya. Ketika saya sedang makan di angkringannya, saya merasa terbujuk untuk ikut snorkeling, tetapi karena saya tidak membawa pakaian dalam akhirnya saya membeli bikini di angkringan tersebut (saya heran mengapa warung makanan menjual bikini). Harganya sangat mahal untuk sepasang bikini, mungkin karena banyak turis asing yang membelinya jadi harganya mahal (mungkin).
Saat makan di angkringan, saya ditemani oleh beberapa bintang laut yang entah mengapa bisa berada di pasir, beberapa kepiting hidup juga terlihat sedang bermain di pasir. Bahkan keluarga saya berfoto bersama dengan mereka.
Duh, kok saya jadi salah fokus yah malah menceritakan Gili Trawangannya hahaha. Tetapi jujur saja, angkringan di Pantai Gili Trawangan sangat bersih dan tempat yang asik untuk nongkrong dan bersantai.
Kalau kalian mau ke Pantai Gili Trawangan dan mau bersantai di angkringannya, estimasi biaya untuk makan di angkringannya kurang lebih sebesar 500 ribu jika bersama dengan keluarga. Biaya 500 ribu adalah biaya yang saya dan keluarga saya keluarkan ketika saya makan di sana, karena saya dan keluarga saya kurang lebih berjumlah sebelas orang.
Saya sih lebih menyarankan untuk yang ingin liburan ke Lombok bersama keluarga untuk makan di angkringan pinggir pantai karena selain harganya lebih murah, waktu untuk dipakai ke tempat wisata juga tidak terbuang sia-sia hanya dengan makan di restaurant mahal.
Jadiii segitu aja dulu review saya tentang angkringan di Pantai Gili Trawangan, karena selain di Gili Trawangan sangat indah, orang-orangnya ramah, makanan angkringannya pun murah dan enak!
[14.46]
sumber gambar 1 :
http://myindonesian12.blogspot.co.id/2015/03/
pantai-gili-trawangan.html
West Nusa Tenggara
Kamu tau apa itu indah? Indah itu ketika kamu melihat sesuatu dan sesuatu itu membuatmu gelisah. Gelisah akan kehilangan maupun gelisah akan pertemuan "apakah kita akan melihatnya lagi, atau tidak" Aku tidak pernah bisa merangkai sebuah kata yang tepat untuk keindahannya. Keindahannya terlalu istimewa, bahkan lebih dari itu. Tidak ada sebuah, dua buah maupun tiga buah kata yang dapat membandingkan keindahannya. Sebuah kata tidak pantas menyamakan artinya dengan itu. Indah, lebih dari indah, lebih dari istimewa. Keistimewaan itu nyata, keindahan itu nyata, kehidupan ini nyata, bumi inilah yang fana. 2015 bagimu mungkin tahun yang biasa saja. Namun sayang, tahun itu merupakan tahun terbaikku. Tahun dimana aku merasakan detak jantungku berdetak seolah akan meledak, namun nyatanya tidak. Jantungku berdetak karenanya, melihat hal yang begitu istimewa dihadapanku. Keistimewaan itu bahkan sampai saat ini tidak bisa aku jelaskan, bodohnya aku yang hanyalah seorang mahasiswi biasa membandingkan beberapa kata dengan keistimewaan itu. Istimewa, lebih dari itu. Aku bukanlah ilusionist, bukan juga magician, bukan penulis, bukan pengamat, tapi aku tahu bahwa ia istimewa. Aku tahu bahwa ia sempurna.
Keluargaku sangat istimewa, bagiku. Aku sangat mencintainya. Bayangkan ketika kamu melihat sesuatu yang istimewa, bersama orang yang istimewa? Hati ini mungkin sedang bahagia, namun menjadi lebih bahagia. Sempurna rasanya!
Foto tersebut aku ambil pada salah satu air terjun terdekat dari kaki Gunung Rinjani. Aku tidak naik ke atas sana, meskipun sebenarnya aku ingin. Melihat air terjun itu saja aku sudah merasa bersyukur, makhluk hidup kecil sepertiku tidak ada apa-apanya dibandingkan air itu. Air yang terus mengalir, sangat deras. Rasanya bagai gempa bumi, tapi untungnya tidak gempa betulan.
Oh sayang, bukankah aku sudah bilang bahwa keistimewaan dan keindahan itu adalah nyata? Bukankah aku benar? Bukalah matamu perlahan, lihat bumi ini. Lihat dimana kamu berpijak. Bersyukurlah. Bumi ini istimewa. Bumi ini sempurna. Bumi ini kehidupan. Namun sayang, bumi ini fana.
Saya, Nabillah Jihan, sangat bangga berpijak pada bumi indah ini. Bumi Indonesiaku. Bumi kehangatanku.
|